Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dikenal dengan warisan budaya dan kulinernya yang kaya, menawarkan berbagai tempat makan legendaris yang telah bertahan selama beberapa generasi. Restoran-restoran ini tidak hanya menyajikan hidangan lezat, tetapi juga membawa cerita sejarah dan tradisi yang menjadi bagian dari identitas kuliner kota. Untuk menjelajahi kekayaan kuliner Surabaya, website https://kulinerpusaka.id/ menjadi panduan yang sangat membantu, menyediakan ulasan mendalam tentang restoran legendaris, rekomendasi menu, dan informasi praktis seperti jam buka serta lokasi. Website ini dirancang dengan antarmuka yang ramah pengguna, memudahkan pengunjung menemukan destinasi kuliner autentik, mulai dari warung kaki lima hingga rumah makan bersejarah. Kontennya yang kaya, termasuk cerita di balik setiap hidangan dan ulasan dari komunitas pecinta kuliner, menjadikan website ini sumber informasi yang berharga bagi wisatawan dan warga lokal yang ingin merasakan cita rasa asli Surabaya.
Ulasan tentang https://kulinerpusaka.id/ menyoroti kemampuannya menghadirkan panduan kuliner yang tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif. Website ini menggabungkan detail teknis, seperti harga rata-rata per porsi mulai dari 15 ribu hingga 50 ribu rupiah, dengan narasi yang memperkaya pengalaman kuliner, seperti sejarah sebuah warung atau proses pembuatan hidangan tradisional. Fitur pencarian berdasarkan jenis masakan, seperti soto, rawon, atau rujak cingur, memudahkan pengguna menemukan restoran sesuai selera. Komunitas pengguna yang aktif berbagi pengalaman juga menambah nilai interaktif, memberikan perspektif autentik yang membantu pembaca memilih destinasi makan. Dengan fokus pada warisan kuliner, website ini berhasil menjembatani masa lalu dan masa kini, mengajak semua orang untuk menikmati kekayaan rasa Surabaya.
Hidangan Tradisional yang Menggugah Selera
Salah satu restoran legendaris yang wajib dikunjungi di Surabaya adalah Rawon Setan, yang telah berdiri sejak tahun 1990-an di Jalan Embong Malang, tepat di depan Hotel JW Marriott. Nama “Setan” berasal dari jam operasionalnya yang hanya buka pada malam hari, bukan karena rasa pedas seperti yang sering disangka. Rawon di sini terkenal dengan kuah hitamnya yang kaya akan keluwak, memberikan cita rasa gurih dan sedikit pedas yang seimbang. Pilihan daging sapi, mulai dari potongan biasa hingga lemak atau buntut, disajikan dengan pelengkap seperti tauge, telur asin, dan kerupuk udang. Harga per porsi sekitar 38 ribu rupiah, cukup terjangkau untuk kualitas yang ditawarkan. Tempat ini selalu ramai, terutama pada akhir pekan, sehingga pengunjung disarankan datang lebih awal untuk menghindari antrean panjang. Konsistensi rasa selama puluhan tahun menjadikan Rawon Setan sebagai ikon kuliner malam Surabaya yang tak pernah kehilangan pesonanya.

Tidak jauh dari pusat kota, Soto Ayam Lamongan Cak Har di Jalan Dr. Ir. H. Soekarno menawarkan pengalaman kuliner yang tak kalah legendaris. Berdiri sejak tahun 1992, warung ini telah berkembang dari gerobak kaki lima menjadi restoran dengan beberapa cabang, mampu menjual hingga 1.000 mangkuk soto per hari. Soto ayam kampung di sini memiliki kuah bening yang kaya rempah, dengan isian suwiran ayam, telur, kulit, atau ceker sesuai selera. Keunikan soto ini terletak pada taburan koya, bubuk gurih dari kerupuk udang dan bawang putih yang memberikan rasa umami khas. Harga per porsi sekitar 20 ribu rupiah, dengan tambahan lauk seperti sate usus atau perkedel seharga 5 ribu rupiah. Warung ini buka dari pagi hingga malam, menjadikannya pilihan ideal untuk sarapan atau makan malam. Suasana sederhana namun ramai mencerminkan popularitasnya di kalangan warga lokal dan wisatawan.
Lontong Balap Asli Pak Gendut di Jalan Kranggan, yang berdiri sejak tahun 1958, juga merupakan destinasi kuliner yang tidak boleh dilewatkan. Lontong balap, hidangan khas Surabaya, terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, dan lento (perkedel dari singkong dan kacang tolo), disiram kuah gurih yang ringan. Menu ini sering dipadukan dengan sate kerang yang dibakar dengan bumbu manis, menambah dimensi rasa yang kaya. Harga per porsi hanya sekitar 17 ribu rupiah, menjadikannya pilihan yang sangat terjangkau. Warung ini tetap mempertahankan resep asli yang diwariskan secara turun-temurun, dengan proses memasak yang masih menggunakan teknik tradisional. Lokasinya di dekat bioskop tua Garuda sering ramai pada siang hingga sore hari, terutama oleh pengunjung yang ingin menikmati kuliner autentik dengan harga ramah di kantong.
Cita Rasa Unik dengan Sentuhan Sejarah
Tahu Telor Pak Jayen di Jalan Dharmahusada, Mulyorejo, telah menjadi legenda sejak tahun 1989, menawarkan tahu telor yang berbeda dari kebanyakan. Hidangan ini terdiri dari tahu goreng dan telur dadar yang dicampur dengan kentang, tauge kecil, dan disiram bumbu petis kental yang gurih dengan sedikit rasa pedas. Harga per porsi berkisar antara 11 ribu hingga 18 ribu rupiah, sangat sesuai untuk makanan malam yang mengenyangkan. Warung ini hanya buka dari pukul 17.00 hingga 23.00, dan sering kali ramai oleh pengunjung, termasuk food vlogger dan influencer yang memuji kelezatannya. Proses penyajian yang cepat dan suasana warung yang sederhana namun bersih membuat pengalaman makan di sini terasa autentik. Keunikan bumbu petis yang diracik dengan resep rahasia menjadi daya tarik utama, menjadikan Tahu Telor Pak Jayen sebagai salah satu kuliner wajib coba di Surabaya.

Terakhir, Rujak Cingur Ahmad Jais di Jalan Achmad Jais, Genteng, melengkapi daftar restoran legendaris dengan kehadirannya sejak tahun 1970. Rujak cingur, hidangan khas Surabaya yang menggunakan cingur (hidung sapi), disajikan dengan sayuran seperti kangkung, tauge, dan timun, lalu disiram bumbu kacang mede yang kental dan kaya rasa. Harga per porsi sekitar 32 ribu rupiah, sedikit lebih mahal dibandingkan rujak cingur lainnya, tetapi sebanding dengan porsi cingur yang melimpah dan cita rasa yang otentik. Bumbu kacangnya diracik dengan campuran pisang batu, bawang putih goreng, asam, dan petis, menciptakan perpaduan manis, gurih, dan sedikit asam yang memanjakan lidah. Warung ini buka dari pukul 10.00 hingga 16.00, dan lokasinya yang strategis di kawasan Genteng membuatnya mudah dijangkau. Popularitasnya yang terus bertahan menunjukkan kekuatan tradisi kuliner Surabaya yang terus hidup.
Kelima restoran ini—Rawon Setan, Soto Ayam Lamongan Cak Har, Lontong Balap Asli Pak Gendut, Tahu Telor Pak Jayen, dan Rujak Cingur Ahmad Jais—mewakili kekayaan kuliner Surabaya yang tidak hanya tentang kelezatan, tetapi juga tentang sejarah dan budaya. Masing-masing tempat menawarkan pengalaman unik, dari kuah rawon yang kaya rempah hingga bumbu petis yang khas, mencerminkan keragaman rasa yang menjadi kebanggaan kota ini. Bagi pecinta kuliner, mengunjungi restoran-restoran ini adalah cara terbaik untuk memahami jiwa Surabaya melalui hidangannya. Untuk informasi lebih lengkap tentang destinasi kuliner legendaris lainnya, kunjungi website kulinerpusaka.id dan rencanakan petualangan kuliner Anda sekarang untuk merasakan cita rasa yang tak terlupakan!